Alih Aksara :
1.
Swasti, sri.
Sakawarsatita 604 ekadasi su-
2.
klapaksa wulan Waisakha
Dapunta Hyang naik di
3.
samwau mangalap
siddhayatra. Di saptami suklapaksa
4.
wulan Jyestha Dapunta
Hyang marlapas dari Minanga
5.
tamwan mamawa yang wala dua
laksa dangan kosa
6.
dua ratus cara di
samwau, dangan jalan sariwu
7.
telu ratus sapulu dua
wanyaknya, datang di Mukha Upang
8.
sukhacitta. Di pancami
suklapaksa wulan Asada
9.
laghu mudita datang
marwuat wanua
10. Sriwijaya jayasiddhayatra subhiksa
Alih
Bahasa :
1.
Bahagia,
sukses. Tahun Saka berlalu 604 hari kesebelas
2.
paroterang
bulan Waisaka Dapunta Hyang naik di
3.
perahu
melakukan perjalanan. Di hari ketujuh paroterang
4.
bulan
Jesta Dapunta Hyang berlepas dari Minanga
5.
tambahan
membawa balatentara dua laksa dengan perbekalan
6.
dua
ratus peti di perahu, dengan berjalan seribu
7.
tiga
ratus dua belas banyaknya, datang di Muka Upang
8.
sukacita.
Di hari kelima paroterang bulan Asada
9.
lega
gembira datang membuat wanua …..
10. Perjalanan
jaya Sriwijaya berlangsung sempurna
- Prasasti
Kedukan Bukit pertama kali dikenali sebagai sebuah prasasti oleh M. Batenburg
pada tanggal 29 November 1920 di Desa Kedukan Bukit, Palembang Sumatera
Selatan, tepatnya di tepian Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi.
Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 x 80 cm, ditulis dalam aksara
Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuno.
-
Kalender
Saka dimulai pada tanggal 14 Maret 78, tahun Saka dibagi menjadi dua belas
bulan, yaitu :
1.
Srawanamasa
(Juli - Agustus)
2.
Bhadrawadamasa
(Agustus - September)
3.
Asujimasa
(September - Oktober)
4.
Kartikamasa
(Oktober - November)
5.
Margasiramasa
(November - Desember)
6.
Posyamasa
(Desember - Januari)
7.
Maghamasa
(Januari - Februari)
8.
Phalgunamasa
(Februari - Maret)
9.
Cetramasa
(Maret - April)
10. Wesakhamasa (April
- Mei)
11. Jyesthamasa (Mei
- Juni)
12. Asadhamasa (Juni
- Juli)
- Setiap
bulan dibagi menjadi 2 bagian yaitu suklapaksa (paro terang, dari bulan mati
sampai purnama) dan kresnapaksa (paro gelap, dari selepas purnama sampai
menjelang bulan mati). Masing-masing bagian berjumlah 15 atau 14 hari (tithi).
Jadi kalender Saka tidak mempunyai tanggal 16. Misalnya, tithi pancami
suklapaksa adalah tanggal 5, sedangkan tithi pancami kresnapaksa adalah tanggal
20.
-
Pertanggalan
yang tercantum dalam Prasasti Kedukan Bukit :
1.
Tahun
Saka berlalu 604 hari kesebelas paroterang bulan Waisaka = 23 April 682 Masehi.
2.
Hari
ketujuh paroterang bulan Jesta = 19 Mei 682 Masehi.
3.
Hari
kelima paroterang bulan Asada = 16 Juni 682 Masehi.
-
Kesimpulan
:
1.
Prasasti
Kedukan Bukit menguraikan jayasiddhayatra (perjalanan jaya)
dari penguasa Kerajaan Sriwijaya yang bergelar Dapunta Hyang. Jayasiddhayatra
dapat pula diartikan sebagai
ekspedisi militer untuk menaklukkan suatu daerah.
2.
Perjalanan
awal Dapunta Hyang dimulai pada tanggal 23 April 682 (Tempat asal Dapunta Hyang
memulai perjalanan dan lama perjalanan Dapunta Hyang sampai ke Minanga belum
diketahui).
3.
Minanga
(lokasi belum diketahui) bukanlah tempat asal Dapunta Hyang, melainkan tempat
persinggahan atau tempat yang didatangi oleh Dapunta Hyang sebelum tiba di
Mukha Upang.
4.
Pada
tanggal 18 Mei 682 Dapunta Hyang berangkat dari Minanga dengan membawa
balatentara sebanyak 2 laksa (20.000) dengan perbekalan sebanyak 200 cara
(peti), serta 1.312 tentara dengan berjalan di darat dan tiba di Mukha Upang
(Jarak antara Perjalanan Dapunta Hyang ke Minanga hingga berlepas dari Minanga
dengan membawa balatentara adalah 26 hari).
5.
“Tahun
Saka berlalu 604 hari kesebelas paroterang bulan Waisaka Dapunta Hyang naik di perahu
melakukan perjalanan”, dalam baris tersebut tidak dinyatakan bahwa Dapunta
Hyang naik di perahu dan melakukan perjalanan diikuti oleh balatentaranya, ada
kemungkinan bahwa perjalanan Dapunta Hyang ke Minanga bertujuan untuk
menggabungkan diri pada balatentaranya yang berjumlah 20.000.
6.
Pada
tanggal 16 Juni 682 Masehi dan mendirikan pemukiman (Perjalanan Dapunta Hyang
dan balatentaranya dari Minanga ke Mukha Upang dan mulai mendirikan pemukiman memakan
waktu selama 28 hari).
7.
“Di
hari ketujuh paroterang bulan Jesta Dapunta Hyang berlepas dari Minanga tambahan
membawa balatentara dua laksa dengan perbekalan dua ratus peti di perahu,
dengan berjalan seribu tiga ratus dua belas banyaknya, datang di Muka Upang
sukacita”. Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa balatentara Dapunta Hyang yang berangkat dari Minanga terbagi menjadi 2, sebanyak 20.000 balatentara yang menggunakan perahu, dan 1.312 balatentara yang berjalan di darat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara Mukha Upang dan Minanga tidak terpisah oleh lautan yang berarti Minanga juga terletak di Pulau Sumatera.
8.
Mukha
Upang (tempat dimana Dapunta Hyang tiba dari Minanga) dapat diartikan sebagai
Muara Upang. Sampai saat ini masih terdapat Desa Upang yang terletak 36,5 km di
sebelah Utara kota Palembang dan secara administratif berada di Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Desa ini dikelilingi oleh sungai Musi yang
bercabang dua di antaranya bercabang ke arah Timur dan Barat. Namun di Prasasti
Kedukan Bukit tidak dituliskan tanggal saat Dapunta Hyang tiba di Mukha Upang.
Lokasi Desa Upang
9.
Prasasti
Kedukan Bukit ditemukan di Desa Kedukan Bukit di tepian Sungai Tatang yang berjarak 0,83 km dari puncak Bukit Seguntang.
Diperkirakan Prasasti Kedukan Bukit baru ditulis setelah Dapunta Hyang
mendirikan pemukiman yang berarti ada kemungkinan bahwa pemukiman yang mulai
didirikan oleh Dapunta Hyang pada tanggal 16 Juni 682 dimaksud terletak di Desa
Kedukan Bukit Kota Palembang.
Lokasi Desa Kedukan Bukit
10. Bukti
awal mengenai keberadaan Kerajaan Sriwijaya berasal dari seorang pendeta
Tiongkok, I-Tsing. Pada tahun 671 Masehi, I-Tsing berangkat dari Kanton
menuju India, namun sebelum ke India dia singgah terlebih dahulu di Sriwijaya
selama 6 bulan. Pada tahun 685, I-Tsing kembali ke Sriwijaya dan menetap selama
4 tahun. Berdasarkan bukti tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Sriwijaya
telah berdiri sebelum Tahun 671 M dan jika dikaitkan dengan Prasasti Kedukan
Bukit, jayasiddhayatra yang
dimaksud adalah perjalanan pulang Dapunta Hyang beserta bala tentaranya dari ekspedisi
militernya di Minanga dan pendirian Wanua di Desa Kedukan Bukit merupakan
bentuk wujud syukur Dapunta Hyang atas suksesnya ekspedisi militernya di
Minanga.
11. “Bahagia,
sukses. Tahun Saka berlalu 604 hari kesebelas paroterang bulan Waisaka Dapunta
Hyang naik di perahu melakukan perjalanan”. Dalam kalimat tersebut tidak
dikatakan tempat asal Dapunta Hyang sebelum melakukan perjalanan, namun diperkirakan
tempat tersebut adalah Palembang, dimana pada tahun 671 Masehi, dari catatan
I-Tsing disimpulkan bahwa Palembang telah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan
Sriwijaya.
12. Jadi
jayasiddhayatra secara keseluruhan dapat pula diartikan
bahwa Dapunta Hyang berangkat dari Palembang ke Minanga untuk memberikan
apresiasi dan ucapan selamat kepada bala tentaranya atas keberhasilan ekspedisi
militernya di Minanga, kemudian beliau beserta bala tentaranya melakukan perjalanan
pulang ke Palembang. Namun, dimanakah letak Minanga dan apa alasan Dapunta
Hyang menaklukkan Minanga? Pertanyaan ini akan dibahas selanjutnya di “Catatan I-Tsing”.