Senin, 02 Mei 2016

Prasasti Kedukan Bukit


Prasasti Kedukan Bukit

Alih Aksara  :
1.         Swasti, sri. Sakawarsatita 604 ekadasi su-
2.         klapaksa wulan Waisakha Dapunta Hyang naik di
3.         samwau mangalap siddhayatra. Di saptami suklapaksa
4.         wulan Jyestha Dapunta Hyang marlapas dari Minanga
5.         tamwan mamawa yang wala dua laksa dangan kosa
6.         dua ratus cara di samwau, dangan jalan sariwu
7.         telu ratus sapulu dua wanyaknya, datang di Mukha Upang
8.         sukhacitta. Di pancami suklapaksa wulan Asada
9.         laghu mudita datang marwuat wanua
10.     Sriwijaya jayasiddhayatra subhiksa

Alih Bahasa  :
1.         Bahagia, sukses. Tahun Saka berlalu 604 hari kesebelas
2.         paroterang bulan Waisaka Dapunta Hyang naik di
3.         perahu melakukan perjalanan. Di hari ketujuh paroterang
4.         bulan Jesta Dapunta Hyang berlepas dari Minanga
5.         tambahan membawa balatentara dua laksa dengan perbekalan
6.         dua ratus peti di perahu, dengan berjalan seribu
7.         tiga ratus dua belas banyaknya, datang di Muka Upang
8.         sukacita. Di hari kelima paroterang bulan Asada
9.         lega gembira datang membuat wanua …..
10.     Perjalanan jaya Sriwijaya berlangsung sempurna

-          Prasasti Kedukan Bukit pertama kali dikenali sebagai sebuah prasasti oleh M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920 di Desa Kedukan Bukit, Palembang Sumatera Selatan, tepatnya di tepian Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi. Prasasti ini berbentuk batu kecil berukuran 45 x 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuno.

-          Kalender Saka dimulai pada tanggal 14 Maret 78, tahun Saka dibagi menjadi dua belas bulan, yaitu :
1.         Srawanamasa (Juli - Agustus)
2.         Bhadrawadamasa (Agustus - September)
3.         Asujimasa (September - Oktober)
4.         Kartikamasa (Oktober - November)
5.         Margasiramasa (November - Desember)
6.         Posyamasa (Desember - Januari)
7.         Maghamasa (Januari - Februari)
8.         Phalgunamasa (Februari - Maret)
9.         Cetramasa (Maret - April)
10.      Wesakhamasa (April - Mei)
11.      Jyesthamasa (Mei - Juni)
12.      Asadhamasa (Juni - Juli)

-      Setiap bulan dibagi menjadi 2 bagian yaitu suklapaksa (paro terang, dari bulan mati sampai purnama) dan kresnapaksa (paro gelap, dari selepas purnama sampai menjelang bulan mati). Masing-masing bagian berjumlah 15 atau 14 hari (tithi). Jadi kalender Saka tidak mempunyai tanggal 16. Misalnya, tithi pancami suklapaksa adalah tanggal 5, sedangkan tithi pancami kresnapaksa adalah tanggal 20.

-          Pertanggalan yang tercantum dalam Prasasti Kedukan Bukit :
1.         Tahun Saka berlalu 604 hari kesebelas paroterang bulan Waisaka = 23 April 682 Masehi.
2.         Hari ketujuh paroterang bulan Jesta = 19 Mei 682 Masehi.
3.         Hari kelima paroterang bulan Asada = 16 Juni 682 Masehi.

-          Kesimpulan :
1.         Prasasti Kedukan Bukit menguraikan jayasiddhayatra (perjalanan jaya) dari penguasa Kerajaan Sriwijaya yang bergelar Dapunta Hyang. Jayasiddhayatra dapat pula diartikan sebagai ekspedisi militer untuk menaklukkan suatu daerah.
2.         Perjalanan awal Dapunta Hyang dimulai pada tanggal 23 April 682 (Tempat asal Dapunta Hyang memulai perjalanan dan lama perjalanan Dapunta Hyang sampai ke Minanga belum diketahui).
3.         Minanga (lokasi belum diketahui) bukanlah tempat asal Dapunta Hyang, melainkan tempat persinggahan atau tempat yang didatangi oleh Dapunta Hyang sebelum tiba di Mukha Upang.
4.         Pada tanggal 18 Mei 682 Dapunta Hyang berangkat dari Minanga dengan membawa balatentara sebanyak 2 laksa (20.000) dengan perbekalan sebanyak 200 cara (peti), serta 1.312 tentara dengan berjalan di darat dan tiba di Mukha Upang (Jarak antara Perjalanan Dapunta Hyang ke Minanga hingga berlepas dari Minanga dengan membawa balatentara adalah 26 hari).
5.         “Tahun Saka berlalu 604 hari kesebelas paroterang bulan Waisaka Dapunta Hyang naik di perahu melakukan perjalanan”, dalam baris tersebut tidak dinyatakan bahwa Dapunta Hyang naik di perahu dan melakukan perjalanan diikuti oleh balatentaranya, ada kemungkinan bahwa perjalanan Dapunta Hyang ke Minanga bertujuan untuk menggabungkan diri pada balatentaranya yang berjumlah 20.000.
6.         Pada tanggal 16 Juni 682 Masehi dan mendirikan pemukiman (Perjalanan Dapunta Hyang dan balatentaranya dari Minanga ke Mukha Upang dan mulai mendirikan pemukiman memakan waktu selama 28 hari).
7.         “Di hari ketujuh paroterang bulan Jesta Dapunta Hyang berlepas dari Minanga tambahan membawa balatentara dua laksa dengan perbekalan dua ratus peti di perahu, dengan berjalan seribu tiga ratus dua belas banyaknya, datang di Muka Upang sukacita”. Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa balatentara Dapunta Hyang yang berangkat dari Minanga terbagi menjadi 2, sebanyak 20.000 balatentara yang menggunakan perahu, dan 1.312 balatentara  yang berjalan di darat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara Mukha Upang dan Minanga  tidak  terpisah oleh lautan yang berarti Minanga juga terletak di Pulau Sumatera.
8.         Mukha Upang (tempat dimana Dapunta Hyang tiba dari Minanga) dapat diartikan sebagai Muara Upang. Sampai saat ini masih terdapat Desa Upang yang terletak 36,5 km di sebelah Utara kota Palembang dan secara administratif berada di Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Desa ini dikelilingi oleh sungai Musi yang bercabang dua di antaranya bercabang ke arah Timur dan Barat. Namun di Prasasti Kedukan Bukit tidak dituliskan tanggal saat Dapunta Hyang tiba di Mukha Upang.


Lokasi Desa Upang

9.         Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di Desa Kedukan Bukit di tepian Sungai Tatang yang  berjarak 0,83 km dari puncak Bukit Seguntang. Diperkirakan Prasasti Kedukan Bukit baru ditulis setelah Dapunta Hyang mendirikan pemukiman yang berarti ada kemungkinan bahwa pemukiman yang mulai didirikan oleh Dapunta Hyang pada tanggal 16 Juni 682 dimaksud terletak di Desa Kedukan Bukit Kota Palembang.

Lokasi Desa Kedukan Bukit

10.      Bukti awal mengenai keberadaan Kerajaan Sriwijaya berasal dari seorang pendeta Tiongkok, I-Tsing. Pada tahun 671 Masehi, I-Tsing berangkat dari Kanton menuju India, namun sebelum ke India dia singgah terlebih dahulu di Sriwijaya selama 6 bulan. Pada tahun 685, I-Tsing kembali ke Sriwijaya dan menetap selama 4 tahun. Berdasarkan bukti tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Sriwijaya telah berdiri sebelum Tahun 671 M dan jika dikaitkan dengan Prasasti Kedukan Bukit, jayasiddhayatra yang dimaksud adalah perjalanan pulang Dapunta Hyang beserta bala tentaranya dari ekspedisi militernya di Minanga dan pendirian Wanua di Desa Kedukan Bukit merupakan bentuk wujud syukur Dapunta Hyang atas suksesnya ekspedisi militernya di Minanga.
11.      “Bahagia, sukses. Tahun Saka berlalu 604 hari kesebelas paroterang bulan Waisaka Dapunta Hyang naik di perahu melakukan perjalanan”. Dalam kalimat tersebut tidak dikatakan tempat asal Dapunta Hyang sebelum melakukan perjalanan, namun diperkirakan tempat tersebut adalah Palembang, dimana pada tahun 671 Masehi, dari catatan I-Tsing disimpulkan bahwa Palembang telah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya.
12.      Jadi  jayasiddhayatra secara keseluruhan dapat pula diartikan bahwa Dapunta Hyang berangkat dari Palembang ke Minanga untuk memberikan apresiasi dan ucapan selamat kepada bala tentaranya atas keberhasilan ekspedisi militernya di Minanga, kemudian beliau beserta bala tentaranya melakukan perjalanan pulang ke Palembang. Namun, dimanakah letak Minanga dan apa alasan Dapunta Hyang menaklukkan Minanga? Pertanyaan ini akan dibahas selanjutnya di “Catatan I-Tsing”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar